Search This Blog

Saturday, August 13, 2022

MEMULIAKAN ALLAH DALAM SEGALA BIDANG (Roma 11: 36; Filipi 1: 21-22)

Dualisme adalah sebuah paham yang mempercayai bahwa dalam kehidupan manusia ada dua prinsip yang saling bertentangan. Salah satu pemahaman dualisme adalah adanya kawasan hidup yang sakral dan sekular. Wilayah hidup sakral berbicara tentang kawasan hidup yang bersifat spiritual dan rohani, sehingga wilayah kehidupan sakral dipenuhi nuansa dan hiasa-hiasan simbol – simbol keagamaan atau simbol-simbol yang bersifat mistik. Wilayah kehidupan yang sekular berbicara tentang kawasan hidup yang terlepas dari hal-hal spiritual dan rohani, sehingga nuansa wilayah sekular selalu ditunjukkan dengan konteks adanya aktivitas rasional akademik dan ilmiah. Pemahaman dualisme tersebut telah membagi dua konteks kehidupan manusia, wilayah spiritual hanya ditempatkan pada konteks gereja dan wilayah sekular terjadi di luar konteks gereja yaitu pendidikan, politik, ekonomi, hukum dan sebagainya.

Pemahaman dualisme memberikan dampak bagi sikap hidup manusia baik kepada Tuhan dan sesama manusia. Manusia menjadi manusia yang terlihat rohani saat berada pada lingkungan gereja yang dipercaya memiliki nilai sakral dan manusia menunjukkan sikap hormat kepada Tuhan saat berada di gereja. Selanjutnya manusia merasa terlepas dari Tuhan dan merasakan ketiadaan Tuhan ketika tidak berada pada lingkungan gereja, sehingga manusia berani menunjukkan sikap hidup yang melawan Tuhan, hidup yang berdosa, menipu dan hidup tidak bermoral, karena merasa tempat yang umum adalah tempat yang diijinkan untuk melakukan sikap hidup yang berdosa. Bahkan dualisme ini tidak hanya terjadi hanya pada tempat berada, tetapi juga mempengaruhi kehidupan manusia di dalam memahami waktu. Hal tersebut dapat terlihat dari sikap manusia pada hari minggu manusia beristirahat dan merasa bahwa hari ini adalah hari untuk Tuhan dengan pergi ke gereja, jika tidak pergi ke gereja maka terasa ada yang tidak nyaman di dalam hati. Kemudian pada hari-hari raya keagamaan Kristen pada bulan Desember saat hari Natal dan tahun baru menjadi nuansa sakral bagi manusia. Namun pada waktu-waktu yang lain manusia merasakan hari-hari biasa saja tanpa Tuhan.

Ada sebuah Kisah yang dikenal dengan istilah Christmas Truce (gencatan senajata saat natal), yaitu hari Natal 1914 saat Perang Dunia I (The First of World War), terjadi gencatan senjata tidak resmi antara pasukan Jerman dan Inggris. Dikatan tidak resmi karena secara politik pemimpin negara tetap menginginkan terjadinya perang, namun para pasukan yang ada di medan perang membuat inisiatif untuk gencatan senjata merayakan natal. Sebelumnya, pada 7 Desember 1914 Paus Benediktus XV sempat menyarankan berhentinya baku tembak sementara untuk merayakan Natal. Kisah sejarah tersebut menunjukkan pengaruh dualisme tentang suatu hari dalam kehidupan manusia. Selanjutnya apakah ada yang merasakan suasana berbeda saat hari ulang tahun? Atau hari ulang tahun sama saja dengan hari-hari lainnya. Apakah dualisme salah? Ya! Alkitab menunjukkan fakta-fakta adanya realitas dualitas yaitu antara kehidupan yang gelap dan terang, kehidupan rohani dan daging, namun Alkitab tidak menyetujui adanya dualisme yaitu adanya kejahatan dan kebaikkan dari mulanya, adanya gelap dan terang dari mulanya. Karena Allah menjadikan segala sesuatu sungguh amat baik (Kej. 1: 31), meskipun setelah manusia jatuh ke dalam dosa terjadi realita kehidupan di dalam terang dan gelap (lih. Gal. 5: 19-23), namun pada akhirnya kebaikan dan kekudusan yang sempuran pada masa konsumasi (lih. Why. 21: 11-27).

Ketika kita berpikir bahwa gereja adalah tempat yang sakral dan di luar gereja sekular, maka kita perlu melihat bahwa kejahatan dan dosa bisa terjadi di dalam gereja?. Pada tahun 2019 muncul pernyataan dari Paus Fransiskus tentang terjadinya pelanggaran moral di dalam gereja, korupsi terjadi di salah satu gereja di Singapura. Hal ini menunjukkan bahwa tempat yang dinilai sakral bisa jadi tidak rohani dan tempat yang dianggap sekular justru masih menjaga integritas, contoh universitas Harvard mengedepankan integritas akademik tidak boleh melakukan pelagiat dalam menulis karya ilmiah, bahkan ketertiban dan ketaatan banyak kita lihat dilembaga yang diangap sekular. Dengan demikian ada yang perlu dibenahi dalam pola pikir generasi Kristen masa kini.

Tema malam ini tentang ”Memuliakan Allah Dalam Segala Bidang”. Apa itu memuliakan Allah?. Memulikan Allah adalah segala pikiran, perasaan dan tindakan serta sikap yang memuji dan memfokuskan Tuhan serta melakukan prinsip-prinsip kebenaran Tuhan. Dengan demikian memuliakan Allah tidak hanya terlihat dalam hal-hal formalitas rohani yang ada di dalam gereja, tetapi di dalam segala tempat, segala waktu dan segala bidang serta kepada siapa saja orang Kristen di dalam pikiran, perasaan dan tindakan selalu memuji, fokus serta melakukan prinsip-prinsip kebenaran. Filipi 4: 8 menyatakan ”jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedang didengar”. Roma 11: 36 menyatakan: ”sebab segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia, kepada Dia, kemuliaan bagi Allah selama-lamanya”. Apa itu kemuliaan Allah?.

Pertama, segala sesuatu adalah dari Allah. Konteks ayat tersebut membicarakan tentang keselamatan yang dari Allah, pemilihan Allah kepada manusia untuk diselamatkan adalah hanya dari anugerah Allah. Perbuatan baik umat Israel, status lahiriah sebagai keturunan Abraham dan sebagai bangsa yang memiliki hukum Taurat tidak dapat menjadi dasar bagi pemilihan Allah ke dalam keselamatan, semua itu hanya anugerah Allah. Dengan demikian kemuliaan Allah nyata dalam anugerah Allah, tidak ada satu pun yang dimiliki oleh manusia tidak dari Allah. Bahkan segala yang ada dalam dunia ciptaan dan hasil pengembangan dunia ciptaan adalah dari Allah, karena permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan (Ams. 1: 7). Dunia saat ini menjadi maju, ekonomi maju, teknologi maju, sistem komunikasi maju, politik mengalami kemajuan, pendidikan mengalami kemajuan dan pola hidup manusia semakin maju dengan beragam fasilitas modern, itu semua hanya dari Allah. Tuhan membukakan hikmat kepada manusia untuk menusia mengelola alam semesta dan isinya, namun yang menjadi celaka adalah ketika manusia telah memajukan kehidupan manusia melupakan Tuhan yang telah memberikan hikmat dan kebijaksanaan.

Kedua, segala sesuatu oleh Allah. Istilah ”oleh Allah” memiliki arti ”melalui Allah”. Jika melihat konteks maka pemilihan manusia ke dalam keselamatan hanya melalui Allah, tidak ada oknum lain yang melakukan penyelamatan hanya Allah yang bekerja dalam pemilihan. Kemuliaan Allah terlihat ketika manusia mengetahui pemilik otoritas / kekuasaan untuk menyelamatkan hanya karena Allah saja. Seorang raja menjadi mulia ketika otoritas dari raja tersebut diakui dan dilakukan. Namun seorang raja menjadi kehilangan kemuliaannya ketika otoritasnya tidak diakui. Allah menyatakan kemuliaan-Nya karena hanya melalui otoritas-Nya manusia diselamatkan. Teologi Reform adalah Teologi yang mengakui kedaulatan Allah yang menetapkan segala sesuatu, pengakuan terhadap kedaulatan Allah adalah kunci manusia menundukkan diri ketika belajar, kuliah, ujian dan bekerja bahkan hanya karena otoritas Tuhan bisa eksis di dunia. Tetapi zaman ini menjadi celaka jika manusia eksis di dunia namun meremehkan kemahakuasaan Tuhan.

Ketiga, segala sesuatu hanya bagi Allah. Karya pemilihan manusia yag diselamatkan hanya bersumber dari rancangan Allah, hanya melalui Allah dan hanya untuk kemuliaan Allah. Sebuah karya menjadi mulia jika seseorang merancang karya, mengerjakan karyanya dan menyelesaikan karyanya. Namun jika sebuah karya telah dicampuri oleh konseptor lain maka pujian atas hasil karya tertuju kepada beberapa konseptor, sehingga tidak ada kemuliaan yang lebih bagi konseptor pertama. Karena keselamatan dari Allah dan melalui Allah maka segala penghormatan dan kemuliaan sepenuhnya hanya diberikan kepada Allah. Maka doktrin yang mengajarkan bahwa keselamatan bisa didapatkan dengan kerjasama manusia kepada Tuhan, keselamatan dengan perbuatan baik, keselamatan bisa didapatkan dengan banyak sumbang uang ke gereja dan berbagai alasan lainnya, maka kemuliaan tidak layak diberikan kepada Allah karena manusia turut campur tangan dalam keselamatan. Karena itu karya keselamatan mempermuliakan Allah karena keselamatan adalah anugerah Allah tanpa campur tangan manusia, karena ketika manusia masih berdosa Allah telah merancangkan karya keselamatan (Lih. Roma 5: 8; Ef. 2: 8-9).

Dengan demikian setelah memahami bahwa memuliakan Allah karena kita adalah mansuia yang telah diselamatkan. Maka sejatinya kehidupan kita sebagai anak muda yang telah diselamatkan adalah kehidupan yang mempermuliakan Allah. Filipi 1: 21-22 menyatakan bahwa bagi rasul Paulus hidupnya adalah untuk Kristus dan kalau mati itu sebuah keuntungan, kalimat ini adalah kalimat yang diucapkan rasul Paulus saat ada di Penjara karena pemberitaan Injil. Jadi sangat heran jika ada oarang Kristen yang menyatakan hidup adalah Kristus dan mati ada keuntungan tetapi hidupnya tidak menginjil dan menjadi saksi. Rasul Paulus juga menyatakan bahwa jika harus hidup di dunia, itu artinya hidup memberi buah. Istilah buah dapat menunjuk kepada jiwa-jiwa yang dimenangkan kepada Yesus Kristus dan secara pribadi hidup menunjukkan perbuatan yang sesuai dengan Buah Roh (lih. Gal. 5: 22-23). Hidup yang memberi buah adalah hidup yang mempermuliakan Allah. Abraham Kuyper seorang Teolog yang pernah menjadi Perdana Menteri Belanda (1901 - 1904) menyatakan bahwa "tidak ada satu incipun di dalam dunia ini yang tidak dimiliki oleh Kristus". Pernyataan tersebut merupakan wawasan dunia Kristen yang penting, yaitu bagiamana Kristus dinyatakan pada setiap bidang kehidupan.

Penutup

Hidup orang Kristen adalah hidup yang mempermuliakan Tuhan. Menunjukkan kehidupan yang berbuah secara rohani tidak hanya di gereja, tetapi juga disegala bidang, baik itu bidang pendidikan dan beragam pekerjaan. Kehidupan secara rohani juga dinyatakan kepada siapa saja kita bertemu, sehingga kehidupan orang percaya adalah hidup yang bersaksi. Selanjutnya kehidupan orang percaya juga setiap waktu menjaga diri tetap hidup benar, tidak berbohong dan kudus. Dengan demikian apa pun keadaan kita, dimana pun berada, kapan pun dan kepada siapa pun tidak ada celah untuk dosa menguasai. Jadilah pemuda yang memenangkan zaman dengan menunjukkan kehidupan yang mempermuliakan Tuhan. Jadilah Pemuda yang memenangkan zaman dengan pikiran, hati dan kemauan yang fokus kepada Tuhan. Soli Deo Gloria. 

Made Nopen Supriadi, M.Th., Pelayanan Persekutuan Muda – Mudi (PPMM) GEKISIA Kota Bengkulu, 13 Agustus 2022