"Tuhan mengijinkan ada orang-orang yang pesimis terhadap pelayanan kita, tetapi Tuhan tidak menghendaki kita menjadi pesimis dalam melayani, Tuhan menghendaki kita tetap optimis melayani-Nya."
Status Harun sebagai imam diragukan oleh banyak umat Israel, sikap demikian merupakan sikap pesimistis yang dilakukan umat Israel terhadap status Harun sebagai Imam. Dalam kondisi demikian Tuhan tidak menghendaki Harun menjadi pesimis atau ragu untuk melayani sebagai Imam, karena itu Tuhan sendiri memberikan pertolongan kepada Harun yang mewakili orang Lewi (ay. 3). Tuhan memberikan perintah kepada Musa, bahwa Ia akan memberikan sebuah tanda siapa yang sesungguhnya dipilih-Nya untuk menjadi Imam. Tuhan memerintahkan agar semua pemimpin suku Israel megumpulkan tongkat dan diberikan nama para pemimpin setiap suku dan diletakkan di Kemah Pertemuan (ay. 4-7). Siapa tongkat yang berbunga maka itulah orang yang dipilih dan ditetapkan oleh Tuhan sebagai imam. Pada keesokkan harinya Tuhan menyatakan pilihan-Nya bahwa tongkat Harunlah yang bertunas, berbunga dan berbuahkan buah badam. Bunga badam berwarna putih, warna putih melambangkan kebaikan, kesucian, otoritas dan
keilahian. Baju imam yang akan masuk ke Ruang Maha Kudus pada hari arya
pendamaian (Ima 16:4, ‘kemeja lenan yang kudus’ = ‘white linen’). Tanda yang dinyatakan oleh Tuhan tersebut menunjukkan, bahwa Tuhan menghendaki Harus tetap optimis melayani-Nya sebagai imam.
Yesus Kristus juga mengalami hal demikian, banyak manusia yang pesimis (meragukan) Kemesiasan-Nya, namun Yesus tidak berhenti untuk melayani manusia, Yesus tidak mundur untuk melayani, Ia tidak menyerah untuk menolong manusia, Ia tidak berhenti untuk mengampuni, sekalipun manusia yang meragukan-Nya berteriak: "Salibkan Dia!". Yesus tetap optimis menyatakan kasih-Nya ditengah dunia yang meragukan Dia. Belajar dari Yesus, kita mungkin sudah merasa melakukan hal yang paling baik dan benar, namun banyak orang yang meragukan kita, namun jangan menjadi minder dan mundur untuk melayani mereka dengan baik dan benar, dan yang paling utama jangan pernah minder dan mundur untuk menyatakan kasih Allah kepada mereka.
Dalam kehidupan pelayanan, pekerjaan dan pergaulan, seringkali kita menjadi orang yang diragukan, bahkan tidak diperhitungkan. Namun percayalah bahwa ketika Tuhan menetapkan kita hidup di dunia, Tuhan juga sudah memberikan potensi dalam hidup kita, terkadang potensi tersebut diragukan oleh sesama kita, namun Tuhan tidak menghendaki kita menjadi minder dan mundur dalam melayani Tuhan. Percayalah Tuhan memiliki jutaan cara untuk menyakinkan kita, sebagai orang yang dipilih-Nya, Ia memampukan kita. Saya teringat tulisan Pdt. G. Sudarmanto yang menuliskan: "Tuhan bukan hanya memilih orang-orang yang mampu, tetapi Tuhah juga memampukan orang-orang yang dipilih-Nya." Soli Deo Gloria
No comments:
Post a Comment