Dalam penciptaan hari ke 3, Allah memisahkan air yang menutupi bumi, sehingga terbentuklah daratan dan lautan. Hal ini menunjukkan bahwa manusia nantinya akan tinggal di daratan yang dibentuk oleh Allah (Maz. 95:5; Yun. 1:9). Karena darimulanya lautanlah yang menutupi daratan di bumi sehingga seringkali lautan dimaknai sebagai permasalahan dan penderitaan (Maz. 42:8; 69:3, 15-16). Dalam fakta Alkitab memperlihatkan air laut juga sering menjadi sarana penghukuman Allah, dalam kisah Nuh (Kej. 7), Ketika umat Israel dalam perjalanan keluar dari Mesir dan dikejar oleh Firaun dan tentaranya, kemudian mereka berhadapan dengan laut teberau dan menjadikan itu sebagai pergumulan, namun jangan heran jika Allah membelah lautan tersebut (Kel. 14:15-31), karena darimulanya Allah telah menunjukkan kuasanya untuk memisahkan daratan dan lautan, selanjutnya terbelahnya sungai Yordan saat pengakut Tabut Allah melewatinya (Yos. 3), menunjukkan bahwa memang Allah berkuasa melakukan itu, Kisah Yunus yang mana Allah memakai gelombang laut untuk menegurnya yang ada di dalam kapal saat hendak melarikan diri ke Tarsus (Yun. 1). Dan dalam Perjanjian Baru memperlihatkan bagaimana gelombang laut dapat diredakan oleh Tuhan Yesus menunjukkan karya-Nya yang sama dengan Allah mampu mengatur lautan menunjukkan bahwa Ia adalah Allah itu sendiri, karena ciptaan yaitu laut yang sulit ditaklukan oleh tenaga manusia tunduk pada-Nya (Matius 8:23-27). Secara prinsip rohani apa yang dilakukan Allah memisahkan lautan dari daratan, namun keduanya tetap berdampingan, bahkan lautan yang awalnya menutupi daratan tetap tidak mampu menutupi daratan jika Tuhan masih tidak menghendakinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa Allah juga dapat memisahkan penderitaan dari tempat hidup manusia, tetapi penderitaan tersebut tetap berdampingan dan mengiringi kehidupan namun jika Allah masih menjaga maka manusia tidak perlu kuatir.
Selanjutnya setelah daratan dibentuk Allah memberikan perintah agar tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuhan-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon buah-buahan. Meskipun Allah memanfaatkan sarana sekunder untuk hadirnya tumbuh-tumbuhan yaitu tanah, namun pertumbuhan semua tanaman tersebut tetaplah karena kuasa Allah. Meskipun diwaktu mendatang Allah memakai sarana sekunder juga untuk memberikan pertumbuhan yaitu embun dan matahari (Ul. 33:13-14). Hal tersebut menunjukkan bahwa sumber pertumbuhan adalah Allah sendiri (Bdg. 1Kor. 3:6). Jika bumi masih ada atas perintah Allah maka pertumbuhan juga terjadi atas kuasa-Nya. Jika pertumbuhan tumbuhan ada dalam kuasa Allah maka begitupun pertumbuhan rohani juga ada dalam kuasa-Nya. Seperti Allah menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, demikian juga Allah akan menumbuhkan benih Injil yang telah tertanam dalam hati setiap orang.
Aplikasi:
1. Kehidupan di daratan tetap ada karena Allah yang memelihara.
2. Allah sumber pertumbuhan dan Ia dapat melakukan-Nya dengan kuasa-Nya sendiri tanpa perantara.
3. Bersyukur jika saat ini Allah memberi pertumbuhan kepada apa yang kita usahakan dan tanam, dan terlebih lagi Allah memberi pertumbuhan rohani serta benih Injil dihati manusia saat ini.
4. Mari muliakan Tuhan dalam kehidupan ini, karena kita hanya menggunakan apa yang diciptakan oleh Tuhan, tetapi hak milik sejatinya tetap ada pada-Nya. Soli Deo Gloria (MNS)
Re-PilaR (Renungan Pilar Reformasi) Edisi ke 4.
No comments:
Post a Comment