Search This Blog

Saturday, May 11, 2019

Benda-Benda Penerang (Kejadian 1:14-19)

         Manusia pasti tahu, apa itu Matahari, Bulan dan Bintang-bintang. Ya mereka adalah benda-benda penerang bagi bumi ini. Benda-benda tersebut adalah ciptaan Allah. Namun apakah fungsi dari benda-benda tersebut?. Beberapa kelompok manusia menilai benda-benda tersebut sangat unik dan mengagumkan sehingga ada yang menjadikannya sebagai obyek penyembahan. Dalam penciptaan hari ke empat ini Allah memberikan kejelasan fungsi dari benda-benda penerang yang diciptakan-Nya.
        Sebelum terang hari pertama belum dihiasi oleh benda-benda penerang, terang itu belum berguna bagi manusia. Berikut kegunaan benda-benda penerang tersebut:
1. Benda-benda tersebut berguna sebagai penunjuk waktu.
          Ayat 14 meyatakan: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun". Jadi benda-benda penerang tersebut diciptakan sebagai tanda penunjuk waktu. Perkembangan teknologi dalam penghitungan waktu ini saat ini tidak terlepas dari pengamatan terhadap peredaran bumi mengelilingi matahari selama 365 hari, sehinggga ditetapkan masa satu tahun, dan masa untuk perbulannya menggunakan patokan bulan mengelilingi bumi selama 30/31 hari. Dan masa untuk hari-hari berdasarkan dari rotasi bumi yang membentuk pola terbitnya matahari di timur dan terbenam di barat. Secara prinsip perkembangan ilmu sains dalam memahami waktu sudah ada idenya pada awal mula penciptaan benda-benda penerang.
        Melalui waktu yang Allah tunjukkan ini manusia diingatkan bahwa segala sesuatu ada masanya (Pkh. 3:1). Tidak ada satu pun manusia yang mampu mengulangi satu detik waktu, oleh karena itu mari kita terus merenungkan makna kehidupan kita dalam waktu yang Tuhan sudah berikan, Musa berkata: "Ajarilah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana" (Maz. 90:12).
2. Benda-benda tersebut berguna sebagai penunjuk Musim.
       Selain menunjukkan waktu, benda-benda penerang tersebut juga berguna manjadi penujuk musim. Musim dingin, musim panas, musim gugur, musim semi semua dipengaruhi oleh benda-benda penerang itu. Iklim sebuah tempat di bumi juga dipengaruhi oleh kehadiran benda-benda penerang tersbut. Matahari memberikan pengaruh pada iklim, jika ia tidak menyinari bumi, maka bagian tersebut akan menjadi terasa dingin, jika ia menyinari maka bagian tersebut akan menjadi hangat. Lalu Bulan juga memberikan pengaruh kepada pasang surutnya air laut, sehingga manusia bisa menentukan kapan untuk melaut. Bintang-bintang juga memiliki variasi bentuk yang khas yang bisa ditandai dan diingat manusia karena setiap musim formasi bintang yang terlihat juga berbeda.
         Mazmur 74:16-17 menyatakan: "Punya-Mulah siang, punya-Mulah juga malam. Engkaulah yang menaruh benda penerang dan matahari. Engkaulah yang menetapkan segala batas bumi, musim kemarau dan musim hujan Engkaulah yang membuat-Nya."Allah menciptakan benda-benda penerang untuk menambah hikmat manusia dalam menguasai bumi dan alam semesta ini, melalui benda-benda penerang itulah dimasa mendatang manusia dapat mengerti kapan waktu menanam, kapan waktu menuai dan kapan waktu beristirahat dan bersyukur kepada-Nya.
3. Benda-benda tersebut berguna sebagai pemberi terang.
         Yang paling penting ialah benda-benda penerang diciptakan untuk memberikan terang. Terang yang hadir di bumi inilah yang menolong kehidupan nantinya untuk dapat melakukan kegiatan mereka. Terang inilah yang membuat manusia dapat melihat keadaan bumi ini, dan dapat melihat apa yang baik dan jahat serta dapat menentukan apa saja yang harus dilakukan dalam mengelola ciptaan. Terang itu berguna untuk mengatur kehidupan manusia, agar saat ada cahaya siang oleh matahari manusia terbangun dan bekerja, namun ketika terang itu sudah digantikan oleh bulan dan bintang-bintang, maka manusia beristirahat (Lih. Mat. 16:2-3;Yoh. 9:4). 
         Mazmur 136:7-9 menyatakan: "Kepada Dia yang menjadikan benda-benda penerang yang besar; bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Matahari untuk menguasai siang; bahwasannya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya Bulan dan bintang-bintang untuk menguasai malam! Bahwasannya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." Jadi jika kita masih bisa melihat keteraturan benda-benda penerang dalam menyinari Bumi maka itu mengingatkan kita bahwa Allah masih menunjukkan kasih setia-Nya kepada seluruh ciptaan-Nya (Bdg. Mat. 5:45).
Aplikasi:
1. Mari kita bersyukur atas benda-benda penerang yang diciptakan Allah untuk melayani manusia. 
2. Sikap manusia terhadap benda penerang bukanlah menyembahnya sama dengan Allah.
3. Jangan ragu terhadap janji Tuhan, karena janji-Nya seperti fajar dipagi hari.
4. Gunakanlah waktu dan musim yang ada dengan bijaksana.
5. Muliakanlah Allah dalam segala waktu.
Soli Deo Gloria. (MNS).

Re-PilaR (Renungan Pilar Reformasi) Edisi ke 5

Friday, May 10, 2019

Allah Pemberi Pertumbuhan (Kejadian 1:9-13)

      Dalam penciptaan hari ke 3, Allah memisahkan air yang menutupi bumi, sehingga terbentuklah daratan dan lautan. Hal ini menunjukkan bahwa manusia nantinya akan tinggal di daratan yang dibentuk oleh Allah (Maz. 95:5; Yun. 1:9). Karena darimulanya lautanlah yang menutupi daratan di bumi sehingga seringkali lautan dimaknai sebagai permasalahan dan penderitaan (Maz. 42:8; 69:3, 15-16). Dalam fakta Alkitab memperlihatkan air laut juga sering menjadi sarana penghukuman Allah, dalam kisah Nuh (Kej. 7), Ketika umat Israel dalam perjalanan keluar dari Mesir dan dikejar oleh Firaun dan tentaranya, kemudian mereka berhadapan dengan laut teberau dan menjadikan itu sebagai pergumulan, namun jangan heran jika Allah membelah lautan tersebut (Kel. 14:15-31), karena darimulanya Allah telah menunjukkan kuasanya untuk memisahkan daratan dan lautan, selanjutnya terbelahnya sungai Yordan saat pengakut Tabut Allah melewatinya (Yos. 3), menunjukkan bahwa memang Allah berkuasa melakukan itu, Kisah Yunus yang mana Allah memakai gelombang laut untuk menegurnya yang ada di dalam kapal saat hendak melarikan diri ke Tarsus (Yun. 1). Dan dalam Perjanjian Baru memperlihatkan bagaimana gelombang laut dapat diredakan oleh Tuhan Yesus menunjukkan karya-Nya yang sama dengan Allah mampu mengatur lautan menunjukkan bahwa Ia adalah Allah itu sendiri, karena ciptaan yaitu laut yang sulit ditaklukan oleh tenaga manusia tunduk pada-Nya (Matius 8:23-27). Secara prinsip rohani apa yang dilakukan Allah memisahkan lautan dari daratan, namun keduanya tetap berdampingan, bahkan lautan yang awalnya menutupi daratan tetap tidak mampu menutupi daratan jika Tuhan masih tidak menghendakinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa Allah juga dapat memisahkan penderitaan dari tempat hidup manusia, tetapi penderitaan tersebut tetap berdampingan dan mengiringi kehidupan namun jika Allah masih menjaga maka manusia tidak perlu kuatir.
      Selanjutnya setelah daratan dibentuk Allah memberikan perintah agar tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuhan-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon buah-buahan. Meskipun Allah memanfaatkan sarana sekunder untuk hadirnya tumbuh-tumbuhan yaitu tanah, namun pertumbuhan semua tanaman tersebut tetaplah karena kuasa Allah. Meskipun diwaktu mendatang Allah memakai sarana sekunder juga untuk memberikan pertumbuhan yaitu embun dan matahari (Ul. 33:13-14). Hal tersebut menunjukkan bahwa sumber pertumbuhan adalah Allah sendiri (Bdg. 1Kor. 3:6). Jika bumi masih ada atas perintah Allah maka pertumbuhan juga terjadi atas kuasa-Nya. Jika pertumbuhan tumbuhan ada dalam kuasa Allah maka begitupun pertumbuhan rohani juga ada dalam kuasa-Nya. Seperti Allah menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, demikian juga Allah akan menumbuhkan benih Injil yang telah tertanam dalam hati setiap orang.
Aplikasi:
1. Kehidupan di daratan tetap ada karena Allah yang memelihara.
2. Allah sumber pertumbuhan dan Ia dapat melakukan-Nya dengan kuasa-Nya sendiri tanpa perantara.
3. Bersyukur jika saat ini Allah memberi pertumbuhan kepada apa yang kita usahakan dan tanam, dan terlebih lagi Allah memberi pertumbuhan rohani serta benih Injil dihati manusia saat ini.
4. Mari muliakan Tuhan dalam kehidupan ini, karena kita hanya menggunakan apa yang diciptakan oleh Tuhan, tetapi hak milik sejatinya tetap ada pada-Nya. Soli Deo Gloria (MNS)

Re-PilaR (Renungan Pilar Reformasi) Edisi ke 4.

Thursday, May 9, 2019

Pandanglah Langit Dan Ingatlah Sang Pencipta (Kejadian 1:6-8)

      
Tuhan Berfirman "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air". Cakrawala adalah lengkung langit; kaki langit (tempat bintang-bintang). Cakrawala ini mencakup semua yang kelihatan di atas bumi, ai antara bumi dan langit ketiga: udara, ruang-ruangnya yang lebih tinggi, yang di tengah-tengah, dan yang lebih rendah - bola angkasa, dan semua benda-benda penerang di atas yang melingkar dan bulat. Cakrwala ini menjangkau tempat yang tinggi setinggi tempat di mana bintang-bintang terpasang dan menjangkau tempat yang rendah serendah tempat di mana burung-burung berterbangan. Cakrawala dinamai langit dan itulah yang dapat kita lihat saat ini. Jadi udara sebagai wadah dan pengantara antara tempat yang tinggi dengan tempat yang rendah. 
        Dalam Ayub 22:12 dan Yehezkiel 1:26 digambarkan bahwa Allah bersemayam di atas cakrawala. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketika kita melihat tingginya langit kita memikirkan tentang Bapa di Sorga. Tingginya langit haruslah mengingatkan kita akan kedaulatan Allah dan jarak tak terkira yang terentang di antara kita dan Dia. Kecemerlangan langit haruslah mengingatkan kita akan kemuliaan-Nya, kebesaran-Nya dan kekudusan-Nya yang sempurna. Luasnya langit yang melingkupi bumi dan mempengaruhi bumi mengingatkan kita akan pengaruh dan pemeliharaan Tuhan atas bumi.
Aplikasi:
Roma 1:19-20 menyatakan bahwa "Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakan bagi mereka. Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya. dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih." Kita tidak dapat berdalih memikirkan Tuhan dan kita harus terus menyadari menyatakan bahwa Ia ada saat kita melihat cakrawala yang Indah, dan kita juga dapat memikirkan keadilan Tuhan saat kita melihat cakrawala yang gelap. Oleh karena itu jangan pernah lupakan Tuhan dengan memberikan berbagai argument dan alasan yang ingin membela bahwa Ia tidak ada bagi kita.Mari kita hidup memuliakan Tuhan.Soli Deo Gloria (MNS)

Re-PilaR (Renungan Pilar Reformasi), Edisi ke 3

Wednesday, May 8, 2019

Allah Memberi Terang (Kejadian 1:2-5)

      Dalam teks Firman Tuhan menuliskan bahwa 'bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudra raya', tidak bisa diartikan adanya kehancuran bumi oleh karena iblis atau adanya kehancuran pada bumi yang sebelumnya (gap theory). Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa Allah belum melakukan penataan pada bumi. Selanjutnya 'ungkapan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air' menunjukkan kondisi bumi yang masih belum tertata, daratan belum ada bahkan terang juga belum ada. Namun dalam ayat 3 Allah menjadikan terang, ketika Allah menjadikan terang belum ada benda penerang karena itu Allah sendirilah sumber terang itu (Bdg. 1Tim. 6:16, 1Yoh. 1:5). Dengan demikian terang yang Allah berikan memisahkan bumi dari kegelapan, dan Allah sendiri memulai adanya waktu dalam dunia ini. Allah memulai menata dunia ini dengan memberi terang kepada dunia yang gelap.
         Dalam Yohanes 8:12 Tuhan Yesus menyatakan bahwa Ia adalah terang dunia, dan barangsiapa mengikut Dia tidak akan berjalan di dalam kegelapan, melainkan mempunyai terang hidup. Sama seperti dunia yang pada permulaan penataan diberikan terang oleh Tuhan. Maka Yesus Kristus pun juga akan memberikan terang ketika menuntun kehidupan kita. Karena itu jika Kristus hidup dalam diri kita maka kegelapan akan sirna dalam hati kita.
Aplikasi:
1. Allah menata bumi dengan memberikan terang yang bersumber dari Diri-Nya sendiri.
2. Allah juga akan memberikan terang ketika menata kehidupan kita pertama kali yaitu Yesus Kristus.
Soli Deo Gloria. (MNS)

Re-PilaR (Renungan Pilar Reformasi) Edisi 02

Monday, May 6, 2019

Segala Sesuatu Dimulai Oleh Allah (Kej. 1:1)


        Dalam Kejadian 1:1 menuliskan: "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi". Istilah 'pada mulanya' (bereshith) menunjukkan saat sebelum ada waktu, memasuki wilayah tak terselami dari kekekalan, sekalipun tidak ada kata yang bisa dipakainya untuk mengemukakan keadaan sebelum ada waktu. Selanjutnya kata 'menciptakan' (bara) adalah kata kerja yang hanya dipakai untuk Allah. Manusia tidak mungkin mencapai kuasa-kuasa yang terkandung dalam istilah ini, sebab kata ini menggambarkan mukjizat sempurna.
         Jadi Alkitab menunjukkan bahwa permulaan waktu dimulai dari Allah, tidak ada hal yang tidak dimulai oleh Allah. Allah yang berinisiatif mengadakan sesuatu. Oleh karena itu hendaknya kita tidak melupakan Allah dalam segala sesuatu. Jika segala sesuatu dimulai dari Allah maka segala hal yang kita lakukan hendaknya juga memulai di dalam Dia.
Aplikasi:
         Mari kita bersyukur untuk banyak hal yang dapat kita kerjakan dalam hidup ini. Namun sebelum memulai mengerjakan banyak hal tersebut, mari kita memulainya bersama dengan Allah, mari kita berdoa kepada-Nya. Muliakanlah Allah terlebih dahulu sebelum kita membanggakan apa yang akan kita peroleh dan kerjakan hari ini.Soli Deo Gloria (MNS)

Re-PilaR (Renungan Pilar Reformasi) Edisi 01